Setting (setelah selesai berlayar dari Astoria)
Karenamu….aku percaya…..
Percaya pada perasaanku…..percaya pada kata hatiku….
Percaya pada setiap kata-kata yang kamu ucapkan….
Karenamu….aku percaya dan meyakinkan diriku….
Bahwa bersamamu….aku mampu melewati semuanya..
Denganmu aku mampu berpijak dan menatap kedepan….
Meyakini bahwa kamu akan selalu ada untukku….
Diantara sedih dan senangku…dan diantara kesendirianku…
Karenamu….aku percaya….
Diantara keterpurukanku…diantara semua yang tidak lagi meyakiniku….
Kamu ada….dan selalu mempercayaiku….
Karenamu….aku percaya….
Karena kamu yang mengatakan kepadaku….untuk selalu mempercayaimu….
Dan….aku meyakini itu…..
Apartemen Maya
Maya duduk melamun dipinggir jendela apartemennya, menatap langit Tokyo pada malam hari, melihat bintang yang kala itu berkedap-kedip seperti sedang menggodanya.
Diary Maya :
Entah kenapa dan sejak kapan aku jadi suka melihat dan memperhatikan bintang-bintang dilangit pada malam hari, bintang-bintang itu tampak sangat menarik dan tentu saja mengingatkanku pada seseorang….ya….pada seseorang yang mengatakan padaku untuk menunggu dan selalu mempercayainya…..
Ini aneh…..tapi perasaan ini nyata…benci yang kurasakan kepadanya entah sejak kapan menguap dan telah berganti warna, berubah menjadi cinta….ah.. cinta kepadanya….aku jadi malu sendiri jika mengingatnya.
Ya….cinta….tiada hari tanpa memikirkanmu….
tiada waktu tanpa merindukanmu….sekarangpun demikian…
Bagaimana kabarmu hari ini….sedang apa dan dimana kamu saat ini….
hm…..apakah kau juga merasakan seperti yang kurasakan….
Apa aku salah jika mulai mengharapkanmu….walau kutahu ada tembok besar menghalangi…
Tapi dengan memikirkan kemungkinan bahwa kau memiliki perasaan yang sama denganku saja sudah membuatku bahagia….seperti terbang kelangit ketujuh….
Aku tahu….ini akan sulit….
Jalan didepan….seperti tak berujung….tapi aku percaya ini semua akan ada muaranya….
Juga aku tahu dan mulai menyadari ….. mengapa benci yang dulu pernah ada telah berubah warna…
Mungkin benar....kita adalah belahan jiwa yang terpisah namun saling mencari…..
Kau…adalah diriku yang satunya lagi…..
Sesungguhnya…..kita saling mengerti walaupun dulu mungkin saling membenci
Kitalah yang saling memahami tentang diri masing-masing….
Lalu…aku mengerti dirimu dan kamu yang paling mengerti aku….
Ya….baru kusadari sekarang….ternyata kamulah yang paling memahami aku….
Mengerti keadaanku….keegoisanku, kekeraskepalaanku, segala kemauanku, lantas kesedihan juga kesenanganku….kamu selalu ada…walaupun dulu tak kusadari….
Kini…kusadari keberadaanmu sudah seperti nafas bagi hidupku….
Bahwa….tanpamu aku tiada….aku bukan apa-apa….
Dan…..karena matamu….aku melihat cahaya nikmat yang tidak lagi tampak oleh mata sendiri…
Dan pada saat jatuh, kuyakinkan diri bahwa kakimu kuat untuk tempatku berpijak…
Sejak hadirmu….kau beri arti lain dalam hidupku….
Memupus rasa tak berguna….dan membuatku mampu untuk memandang hari esok….
Saat ini….harus kuakui ada rasa takut tuk kehilanganmu…..
Sekali lagi aku menyadari ini semua seperti tak berujung…..untuk bersama terasa sangat sulit bahkan nyaris tidak mungkin….tapi kuputuskan untuk tetap mempercayaimu…yakin dengan rasa ini….karena hanya ini yang aku bisa….
Akankah rasa ini abadi…..kukira hanya waktu yang punya jawabnya….
Tapi diizinkan untuk menikmatinya saja….aku sudah cukup bahagia…
Walau tak abadi menjadi milikku….biarkan rasa ini
selama mungkin berada disampingku…
Kepada semilir angin yang berhembus….
Katakan padanya…aku merindukannya…sangat merindukannya….
Katakan padanya aku akan selalu memegang janjiku untuk selalu mempercayainya
Karena…aku mencintainya….ya…aku mencintainya…sungguh….
Katakan padanya….bawa aku bersamanya….melewati perbatasan…
mengarungi angin….menuju sebuah negeri….putih nan jauh….
Gedung Daito
Masumi tampak termenung menatap langit Tokyo yang kala itu dinaungi kerlip bintang, sejenak melepaskan kepenatan yang melanda dengan menatap jauh keluasan langit yang tidak bertepi,
Diary Masumi :
Memang langit Tokyo tak secerah langit di lembah plum, namun setidaknya dengan melihat bintang yang muncul satu dua malam ini…aku bisa merangkai wajahmu…
Kamu…cinta pertamaku…mungkin juga cinta sejatiku….
Kamu…telah menguasai semua pikiranku dan hatiku….
Aku tak bisa lepas lagi….
Hari itu….saat kuminta kau berperan sebagai Akoya diatas Astoria yang sedang berlayar, kau menjelma sebagai akoya yang sangat manis dan menawan, aku tak kuasa ingin memelukmu saat itu juga….. bahkan menciummu….
Uhk….hampir gila rasanya….saat kau mengucapkan bait-bait cinta yang Akoya tujukan kepada Ishin, entah mengapa aku merasa bait-bait cinta itu ditujukan kepadaku….
Benarkah demikian Maya? Perasaan ini tidak salahkan?
Jika aku merasa bahwa kau juga memiliki perasaan yang sama denganku….
Ini serasa mimpi….aku memang tidak memiliki kepercayaan diri jika berhadapan denganmu mungil….kau memang luar biasa sanggup memporak-porandakan pertahanan diriku….
Ya…aku merasa demikian….
Saat hari itu kau tiba-tiba menghampiriku dikantorku untuk menjelaskan kesalahpahaman tentang cincin dan gaun Shiori, sambil menangis kau mengatakan bahwa kau tidak mungkin melakukan itu semua,
karena aku berharga untukmu….aku tertegun sejenak….
benarkah demikian mungil? Aku yang selama ini setengah mati kau benci…
tiba-tiba menjadi berharga bagi dirimu….sejak kapan Maya???
Kalau saja saat itu tidak terjadi penyerangan itu…
mungkin aku akan berhasil mendengar penjelasan lebih lanjut darimu.
Lantas sapu tangan itu…menjadi pertanda lagi…kau menjagaku ketika aku terluka hari itu….menangis itu, bahkan sentuhan dibibirku kurasakan sangat nyata, kata-kata cinta Akoya bergema disekelilingku walaupun kesadaranku terasa jauh saat itu.
Aku menyadari kebenarannya pada akhirnya, ya…Shiori telah berbohong kepadaku pada saat itu dengan mengatakan bahwa kau langsung pergi meninggalkanku, sapu tangan itulah jawabannya, sapu tanganmu yang tertinggal….sapu tangan yang digunakan untuk menyeka lukaku…itu milikmu mungil….
Lalu ketika kuserahkan kembali sapu tangan itu pada saat kita berlayar tak sengaja dan tak terencana di Astoria pada hari itu (sungguh momen diAstoria adalah momen paling indah dalam hidupku), wajahmu bersemu merah, dan ketika kuminta kau menjadi Akoya dan mengucapkan dialog-dialog itu, aku sadar…ya….memang kau yang disampingku waktu itu, menangis untukku…dan juga menciumku, sentuhan bibirmu terasa nyata mungil, walaupun juga terasa bagaikan mimpi…
Kau menciumku….saat itu….
Lantas ketika kau mengembalikan kunci kamar itu, aku menyadari bahwa kau kelihatan ingin menangis dan ada nada cemburu pada kata-katamu saat itu…
hei…kau cemburu pada Shiori mungil…ya…kau cemburu padanya….
kurasa kau berpikir bahwa aku akan menghabiskan malam bersama Shiori dikamar itu.
Sungguh aku panik saat itu, aku tidak ingin kau berpikir yang bukan-bukan tentang diriku…
Hei…aku ini laki-laki dewasa yang bermartabat mungil, aku punya harga diri, aku ingin kau tahu bahwa aku tidak serendah itu…aku tidak akan melakukan sesuatu yang belum saatnya, dan pasti jika aku akan melakukannya, akan kulakukan bersama orang yang kucintai…dan itu adalah kamu mungilku…..
Uh…bodohnya aku….begitu berhadapan denganmu….langsung hilang kendali dan kepercayaan diriku…demi untuk meyakinkanmu, kunci itu kulempar jauh-jauh dan kujelaskan kepadamu bahwa aku tidak tahu menahu tentang kamar itu, bahwa Shiori telah merancang itu semua, dan sebenarnya aku berniat pergi meninggalkan kapal itu, ketika akhirnya aku malah bertemu denganmu…
Aku…Direktur Daito yang terkenal dingin dan gila kerja ini, harus bersusah payah menjelaskan semua ini kepada gadis mungil dihadapanku kala itu, hanya agar kau tak salah paham…
Ahk…terasa gila….tapi sungguh mati aku sangat bersyukur, akhirnya kau mengerti dan memilih tetap disampingku malam itu….bersisian memandang langit yang penuh bintang….sama seperti hatiku saat itu….
Rasanya waktu ingin kuhentikan putarannya saat itu, agar selama mungkin kita bisa bersama, ya hanya ada kau dan aku, dunia sudah terasa lengkap, tak ada yang lain, walaupun tak banyak kata yang bisa diucapkan saat itu…
Tapi saat bersamamu…terasa menenangkan, menyenangkan dan membahagiakan…mungkin inilah cinta….sejenak aku melupakan semuanya…
ini terasa benar…aku menjadi diriku sendiri…kita tertawa bersama…tersenyum…saling menggoda, sesekali tersipu dan wajahku merona karena kau….gadis mungil yang ada ada disampingku….yang diam-diam kucintai sejak lama…lama sekali…bahkan dari dirimu belum mengenal cinta…
Ahk…cinta memang gila….
Aku menunggumu lama sekali mungil….sampai kau tumbuh dewasa
Ya…hari itu di Astoria kusadari kau gadis mungilku telah tumbuh dewasa…
Sesaat jantungku berhenti berdetak…mataku berhenti berkedip saat melihatmu saat itu
Kau terlihat bersinar, wow sangat cantik dengan gaun yang sangat pantas dan serasi…
Aku jadi malu sendiri, saat pelayan itu menggodaku…menyadari keterpanaanku….
Hm…dan mengajakmu berdansa malam itu…sungguh hal yang luar biasa, diantara semua pria yang menatap kagum pada malam itu, bisa kurasakan pria-pria itu menatap iri padaku, pria-pria itu ingin mengajakmu berdansa, tapi mereka tidak akan punya keberanian lebih, aku berani bertaruh, dengan sekali lirikan mataku saja mereka sudah paham, mereka tidak akan berani mendekat. Aku pemenangnya…ya mungkin tidak kau sadari semua menatap kagum padamu, aku sungguh pria yang beruntung malam itu.
Izu....ya Izu…entah keberanian darimana hingga hingga aku berani mengajakmu ketempat paling privasiku di Izu…aku ingin sekali mengundangmu kesana…dan akan hanya ada aku dan kamu........
Rupanya dewa keberuntungan sedang berpihak kepadaku, kulihat rona merah diwajahmu…saat mengatakan kau akan datang memenuhi undanganku …sendirian….
Hm..mungil sungguh…aku tak bisa berkata apa-apa lagi, tak sabar menunggu saat itu datang, membayangkan kita berdua berjalan menyusuri pantai, bermain, berlarian, melihat matahari terbenam dibentangan cakrawala senja sungguh momen yang sangat romantis, kemudian melihat bintang-bintang kala malam mulai menjelang.
Lalu…aku membayangkan…kau jadi milikku saat itu…tapi mungkinkah itu terjadi Mungil?
Perasaanmu mulai jelas terbaca mungil….
Saat akan berpisah…saat Astoria akan berlabuh….saat kau menjadi Akoya diatas kapal itu….dan aku kehilangan kendali dan lantas memelukmu…untung pada saat itu aku tidak nekat menciummu….hampir saja itu kulakukan..kau tidak keberatan atas pelukanku dan bisa kurasakan kau balas memelukku erat….
Dan yang paling melegakan hatiku….aku tahu ternyata kau tidak lagi membenciku…andai saja aku tahu lebih cepat, pasti aku tidak akan menerima tawaran Ayah untuk menikahi Shiori.
Saat kita turun dari Astoria, bertemu Shiori lalu Koji, sesungguhnya aku tak rela waktu meminta Koji mengantarmu pulang, aku tahu perasaaan anak itu padamu, tapi kondisi memaksa, aku harus mengurus Shiori yang tiba-tiba pingsan saat itu.
Tapi siapa yang dapat menyangka, ternyata hari itu kau tidak pulang bersama Koji, malah berbalik arah, mengejar dan memelukku….
Sungguh aku sangat bahagia….
Kau memintaku untuk menunggumu….menunggumu dewasa….
Apa itu artinya Mungil?
Apa kau juga mencintaiku?
Apa itu artinya perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan?
Ya…aku mulai meyakini itu….
Saat itu…yang bisa kulakukan dalah memintamu untuk mempercayaiku…selalu mempercayaiku
Ya kuharap kau tetap terus mempercayaiku Maya….
Jalan kita masih panjang dan tentu berliku, mungkin kita akan jarang sekali bertemu….
Meski rindu ini tak tertahankan…keinginan untuk mendengar suaramu, celotehanmu, melihat wajah manismu terpatri sangat kuat.
Namun aku berusaha berpikir logis…walau kadang cinta memang tak perlu dan tak kenal logika.
Ini semua perlu dan harus kulakukan agar semua berjalan baik, agar semua halangan dan rintangan dapat teratasi
Dengan tetap kau mempercayaiku…itu sudah jadi kekuatan buatku Maya….
Hari ini….aku hanya bisa menatap bintang sambil merangkai wajahmu….
Pada angin yang berhembus semilir…ingin ku berpesan…..
Sampaikan pada gadis itu….bahwa aku merindukannya…dan aku mencintainya
Satu kata yang belum bisa kuucapkan dihadapannya….
Dan satu lagi titipanku….tetaplah terus percaya padaku….