Rabu, 08 Juni 2011

Cinta dan Memiliki



(Cerita ini bermula setelah Shiori keluar dari rumah sakit dan dalam proses penyembuhan dari upaya percobaan bunuh diri yang dilakukannya)


**** Hari ini… ****


Ku lepas kau pergi….walau kutahu kau takkan kembali….
Karena cinta dan memiliki…tak dapat dipaksakan….


Shiori tampak termenung didalam kamarnya sambil menatap keluar jendela, kala itu hujan setia menitik, menumpahkan tetes demi tetes seperti tumpah ruah dari atas langit, sepertinya turut menyertai kegalauan hati gadis itu, dari wajahnya tampak beban berat yang membebani dirinya.

Wajah itu cantik, namun pucat pias tak ada semangat didalamnya, pandangannya menerawang jauh. Ia tercenung sambil mengingat pertemuan dan pembicaraannya dengan Masumi beberapa hari yang lalu. Penuh kebimbangan dan berkali-kali ia menghembuskan nafas panjang seolah-olah ingin mengeluarkan seluruh beban berat yang begitu terasa penat untuk dipikulnya.

Masumi tunangannya (kalo masih boleh dibilang demikian) disela kesibukkannya masih berusaha menyempatkan diri untuk datang menjenguk dan melihat kondisinya setelah keluar dari rumah sakit, masih penuh perhatian, walaupun disadari Shiori itu mungkin hanya bentuk tanggung jawab Masumi atas kejadian yang hampir merenggut nyawanya.

Tapi sungguh hal itu dilakukannya karena kekalutan dirinya atas penolakan Masumi terhadap dirinya dan keinginan dari tunangannya itu yang akan membatalkan pernikahan mereka, padahal pelaksanaannya tidak akan lama lagi bahkan persiapanpun sudah hampir matang.

Kala itu Shiori tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi kalau sampai pernikahan mereka berdua batal terlebih lagi dia tak sanggup harus berpisah dengan Masumi dengan cara seperti ini, maka pada saat itu tidak ada hal lain yang bisa dipikirkannya selain mengakhiri hidupnya.

Tapi sepertinya takdir memang menentukan jalannya sendiri, ia selamat dari kejadian tersebut, entah apa rencana takdir kali ini bagi hidupnya guman Shiori pelan dalam hati.



Hari itu Masumi datang lagi menjenguknya, Namun dengan kedatangan Masumi itu, untuk kesekian kalinya juga Shiori menyadari dan memastikan walaupun Masumi begitu perhatian dan lembut kepada dirinya, Shiori tidak pernah menangkap bias cinta dimatanya, tidak ada nyala cinta itu dalam dirinya.

Mengingat itu semua, tak terasa bulir air mata kembali mengambang dikedua pelupuk matanya, tergugu Shiori berguman “Masumi…..apa yang kurang dengan diriku? mengapa tak sedikitpun aku melihat sinar cinta dimatamu bila kau bersamaku? Apa yang salah dengan diriku?”.

“Padahal akulah kekasihmu…akulah tunanganmu, cintaku demikian besar kepadamu, dan aku sungguh takut kehilanganmu sehingga aku sanggup melakukan tindakan bodoh seperti ini” Shiori berkata lirih sambil menangis sedih.

Teringat kembali ia dengan percakapannya waktu itu dengan Masumi, kata-kata yang sama terucap dibibirnya kala itu.



*** Hari itu…. ***


Masumi mengenggam tangannya perlahan sambil berusaha menenangkannya. “Sudahlah Shiori…hal ini tak usah dibahas dulu…tunggulah sampai kondisimu sudah benar-benar pulih, baru nanti kita bicarakan lagi”.ujar Masumi bijak berusaha membujuk Shiori.

Masumi sadar tak mungkin dengan kondisi Shiori yang sedang labil begini untuk membicarakan hal ini.

Tapi Shiori dengan gerakan yang halus melepaskan genggaman tangan Masumi dan dengan sedikit tergesa ia menghapus air mata yang mulai menetes satu persatu dikedua matanya. Tampak sekali ia ingin kelihatan tegar dan baik-baik saja didepan Masumi tunangannya yang mungkin saja sebentar lagi mungkin tidak akan menjadi kekasihnya lagi atau lebih tepat tunangannya lagi.

“Maya….”Shiori berujar pelan sambil mengingat sosok mungil yang polos itu,  mengapa Masumi bisa sangat memperhatikan anak itu dan begitu memujanya. Kali ini aku harus tahu kebenarannya, walaupun itu pahit bagiku, pikir gadis itu.

Dengan menghembuskan nafasnya perlahan Shiori memberanikan diri untuk bertanya “Masumi…kali ini katakan yang sejujurnya tentang perasaanmu, aku harus tahu kebenaran ini walaupun akan terasa pahit bagiku.

Masumi yang sedari tadi menatap Shiori mulai mengerti kemana arah pembicaraan Shiori dan terus menatap lekat pada Shiori.

“Masumi….apakah kau mencintai gadis itu? dan mengapa kau bisa jatuh cinta padanya?” dengan terbata-bata Shiori melanjutkan kata-kata yang sebenarnya perlu keberanian dan kekuatan sehingga dia mampu mengeluarkannya.

“Aku minta penjelasanmu Masumi….kali ini jangan ada lagi yang kau sembunyikan dariku” lirih sekali ucapan Shiori namun cukup jelas untuk didengar Masumi dan menuntut penjelasan darinya.

Lama Masumi terdiam, sambil menimbang-nimbang apakah sudah saatnya dia jujur kepada Shiori, namun dari tatapan mata Shiori, Masumi tahu bahwa dia memang harus menjelaskan segalanya.

Ya….mungkin memang inilah saat yang tepat untuk menjelaskan semua perasaanku terhadap Maya, walau bagaimanapun aku harus menyelesaikan masalah ini cepat atau lambat demi kebaikan semua pihak, demi Shiori…demi Maya….dan juga demi diriku sendiri.


Sudah banyak yang tersakiti dan Shiori juga telah menjadi korban akibat ketidak tegasanku. Gumam Masumi dalam hati.

Memang perlu waktu beberapa saat bagi Masumi untuk menjawab pertanyaan Shiori, bukan karena ia ragu akan perasaannya, tapi Masumi sedang memikirkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya.

Sambil menghela nafas panjang  masumi berujar. “ Hm…..Cinta….aku tidak terlalu mengerti definisi cinta Shiori…aku telah kehilangan maknanya lama sekali…hidupku terlalu sepi dan sunyi”

Shiori menatap Masumi yang berujar dengan mata yang menatap jauh.

Entah mengapa kali ini Shiori kembali menemukan  mata itu…mata yang tampak sedih dan sendiri, Masumi mungkin inilah sosok dirimu yang sebenarnya yang tidak kuketahui, pikir Shiori.

“lalu….sejak bertemu dengannya…ada yang berubah dalam diriku, perlahan-lahan namun kusadari itu, mulanya aku hanya kagum terhadap dirinya yang begitu tampak bersinar diatas panggung dan sangat mencintai dunianya, dia juga memiliki tekad dan semangat yang kuat, dan sungguh sangat memukau hingga akhirnya tanpa sadar aku terus memandang dan memperhatikannya…dan tak bisa lepas lagi Shiori….”ujar Masumi sambil mengedarkan pandangannya kearah Shiori. Pada saat mengucapkan kata-kata itu pandangan Masumi tampak berbeda dimata Shiori.

Baru kali ini kulihat pancaran mata Masumi yang begitu berbeda waktu menceritakan Maya, mata yang begitu teduh dan penuh cinta. Sayang….aku tak pernah menemukan tatapan seperti saat dia bersamaku…bisik hati Shiori sedih.

“lanjutkanlah Masumi…” pinta Shiori.

“Jika bersamanya….aku merasa menjadi diriku sendiri, tidak perlu kepura-puraan, semua bagai mengalir begitu saja, bersamanya…waktu bergulir tanpa terasa, ada banyak nuansa dan warna begitu didekatnya walau kutahu secara usia, status, dan banyak hal lain…aku dan dia begitu berbeda”.

“Jika kau menganggap ini adalah definisi cinta…mungkin begitulah adanya” lanjut Masumi.

Deg….hati Shiori bagai tertusuk duri…pedih sekali, begitu mendengarkan kata-kata Masumi, namun sekali lagi dikuatkan dirinya dan hatinya agar tetap tegar dan kuat walaupun air mata mulai membayang dikedua pelupuk matanya.

Masumi kembali melihat kearah Shiori untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja setelah mendengarkan penjelasan darinya, walau bagaimanapun akan terasa pedih bagi gadis itu untuk mendengar pengakuan darinya. Sempat terlintas dibenaknya untuk menghentikan pembicaraan ini.


Tapi seolah mengerti Shiori kembali berujar “Tak mengapa Masumi…teruskanlah, aku ingin mendengar alasanmu mencintai gadis itu, tenanglah…aku akan baik-baik saja”

 “Mencintai seseorang…itu tidak perlu alasan Shiori” jawab Masumi tenang dan kembali melanjutkan kata-katanya.

“Itu semua terjadi begitu saja..tanpa aku sadari, tanpa mampu aku tolak, tanpa sanggup aku cegah”.

“Jika kau bertanya mengapa aku menyukai Maya? atau lebih tepatnya mengapa aku bisa mencintainya? Aku pun tak tahu mengapa? dan tak punya jawaban yang pasti”.


“Tapi yang pasti…setiap memandangnya…aku seperti terpasung tak bisa melepaskan pandanganku darinya walaupun sedetik saja…saat berada didekatnya…kurasakan dunia berhenti berputar dan jantungku berdetak dengan tidak normal…bila melihatnya tersenyum dan matanya yang berbinar..rasanya ingin kuhadiahi dirinya dengan segala keindahan dunia agar dia tetap begitu…tapi bila melihatnya bersedih…melihat dia menangis…aku rasanya tak akan sanggup…dunia serasa akan runtuh…sebisa mungkin aku ingin terus melindunginya, dengan memandangnya saja telah menimbulkan banyak perasaan indah dalam hatiku, sebelumnya aku tidak pernah seperti ini Shiori”. ucap Masumi dalam dan penuh makna.



*** Hari ini…. ***

Dari penjelasan Masumi hari itu, Shiori tahu bahwa sesungguhnya memang tak ada tempat dihati Masumi untuk dirinya, jika dia memaksa untuk tetap masuk maka luka dan luka yang akan tetap didapatinya.

Hari itu…setelah Masumi menjelaskan kepadanya sagalanya…ya…segalanya tentang perasaannya, Masumi mohon diri untuk pergi dan berjanji kembali datang menjenguknya. Masih terekam jelas diingatannya saat Masumi membalikkan tubuhnya dan mulai melangkah pergi.

Sesungguhnya ia tahu, Masumi tak berniat menyakiti dirinya dengan penjelasannya, ia tahu itu. Tapi sungguhpun demikian hatinya tetap teramat sakit.

“Aku takkan bisa mengenggam hatimu Masumi” lirih ucapan Shiori  berusaha menahan penat dihatinya sambil mengingat pembicaraan beberapa hari yang lalu bersama Masumi.

Tak terasa airmata menetes dikedua matanya. Shiori menangisi dirinya dan nasib cintanya.

Akh….Cinta ….mengapa sungguh menyakitkan seperti ini. Shiori menangis pedih tanpa suara, isakan tangisnya tertahan sambil memegang dadanya, mencoba meraba hatinya. “Hatiku sesak dan sakit karena cinta, jika patah hati sesakit ini…rasanya aku tidak akan mencinta lagi…”.ujarnya pedih

Jika kekuasaan sang waktu ada ditanganku, maka aku akan menghentikannya agar aku bisa mencegah kepergianmu dari sisiku, ujar Shiori.

Tapi apalah artinya mencintaimu….kalau aku hanya bisa memiliki dirimu tapi tidak dengan hatimu….

Sesungguhnya….sudah sejak lama aku menyadari aku takkan pernah bisa, aku takkan pernah sanggup untuk mengenggam hatimu dan cintamu…Sungguh aku telah kalah darinya, dari gadis itu, sudah sejak lama sekali, bahkan sejak dari awal kebersamaan kita.


Betapa cinta yang sungguh luar biasa dari dirimu Masumi, laki-laki yang sangat luar biasa, terhadap gadis yang kuanggap biasa saja….

Lama dia tercenung dalam diam…airmata pun telah mulai kering.

Akhirnya….memang inilah keputusan yang harus kutempuh, mudah-mudahan ini yang terbaik bagi semuanya, walaupun keputusanku ini akan ditentang oleh keluarga besarku bahkan juga oleh ayah Masumi sendiri, tapi tak mengapa….lebih baik diputuskan sekarang saja pertunangan ini demi kebaikan semuanya, walaupun karenanya aku akan menderita tapi biarlah…waktu akan menyembuhkan luka ini…waktu akan membuat aku lupa kisah sedih ini….


Biarlah kali ini begini….
Biarlah kulepas kau pergi….
Setidaknya ada hal baik yang kau ingat tentang diriku….
Walaupun tidak ada celah sedikitpun untukku dihatimu…
Dengan jika kau mengingat ketulusanku untuk melepaskanmu saja…
Itu sudah cukup buatku….aku tak sanggup dibenci olehmu…
Kini terbanglah tinggi kekasihku…terbanglah lebih tinggi….
Kuharap sang waktu jualah yang akan dapat menyembuhkan luka ini…
Walaupun perlu waktu lama….Tapi tak mengapa….caraku ini lebih baik….
Ah….ternyata cinta dan memiliki memang tak dapat dipaksakan (batin Shiori)


Ya…hari itu, Shiori sudah membuladkan tekadnya untuk mengambil keputusan untuk memutuskan pertunangannya dengan Masumi, untuk melepaskan laki-laki itu. Walau Ia juga tidak bisa memastikan apakah setelah itu Masumi akan mengakui perasaannya kepada Maya dan membuka identitasnya sebagai Mawar Ungu dan apakah Maya mempunyai perasaan yang sama terhadap Masumi…ia tidak dapat memastikannya.

Tapi satu yang bisa mulai dipahaminya bahwa cinta akan menemukan jalannya…untuk bertemu…

Jika memang Masumi dan Maya adalah Belahan Jiwa yang terpisah…mereka akan bersama pada akhirnya.

Saat itu…. tetes-tetes hujan telah berhenti, awan mendung mulai menghilang dan telah berganti dengan sinar matahari yang mulai muncul malu-malu, tampak kilauan pelangi pada bentangan cakrawala.

Shiori berharap…mendung kelabu dihatinya…suatu saat nanti akan pergi dan berganti kemilau pelangi.


Aku akan bersabar…menunggu waktu itu tiba…..
Sampai datang seseorang yang akan menawarkan  cintanya yang luar biasa…
Yang ditujukan hanya untukku….seperti dan sebesar cintamu kepadanya…
Aku akan membuka hatiku lebar-lebar…untuk menyambut cinta baru untukku….


*** Bahwa…cinta apabila dia telah memilihmu…akan menentukan jalan hidupmu……***

3 komentar:

  1. waah bagus mba ff nya, bikin lagi dunks...XD

    salam kenal

    BalasHapus
  2. wah...aq jadi malu...nih ceritanya udah cukup lama aq sembunyikan ternyata ada yg nemu ho...ho...btw trims banget (eva)

    BalasHapus
  3. Ternyata shiori bisa bijaksana juga jadi terharu aq 🥺

    BalasHapus